
Ketika membicarakan nama Paul Pogba di Juventus, yang terlintas bukan hanya tentang skill luar biasa atau gaya rambut nyentrik, melainkan periode di mana ia menjadi salah satu gelandang terbaik dunia. Pogba datang ke Turin pada tahun 2012 dari Manchester United dengan status bebas transfer. Tidak banyak yang menyangka bahwa remaja asal Prancis itu akan menjadi kunci dari lini tengah Juventus yang begitu dominan di Serie A.
Bersama pelatih Antonio Conte, Pogba tumbuh pesat. Ia dikenal karena kemampuannya menggabungkan kekuatan fisik, teknik tinggi, serta visi bermain yang luar biasa. Kombinasi tersebut menjadikannya gelandang modern yang bisa menyerang, bertahan, dan mencetak gol dari lini kedua. Dalam empat musimnya bersama Juventus, Pogba memenangkan empat gelar Serie A berturut-turut dan dua Coppa Italia, serta membawa klub ke final Liga Champions 2015.
Pogba juga dikenal lewat kemitraannya dengan Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Claudio Marchisio. Keempat pemain ini menciptakan lini tengah yang dianggap sebagai salah satu yang paling tangguh di Eropa. Pogba sendiri sering tampil menentukan di laga besar—baik lewat gol, assist, maupun aksi individunya yang memikat penonton.
Di luar lapangan, karisma Pogba juga membuatnya menjadi ikon. Ia menjadi simbol dari regenerasi Juventus setelah era Alessandro Del Piero. Penampilannya tak hanya memikat publik Turin, tapi juga menarik perhatian klub-klub besar di seluruh dunia.
Pada 2016, Pogba kembali ke Manchester United dengan status sebagai pemain termahal dunia saat itu. Namun bagi banyak penggemar sepak bola, khususnya tifosi Juventus, era terbaik Paul Pogba tetaplah saat ia berseragam hitam-putih kebanggaan Turin.
Kini, meskipun kariernya terus berjalan, memori tentang Paul Pogba di Juventus tetap melekat kuat. Ia adalah bukti bahwa keputusan berani bisa mengubah segalanya, dan Turin adalah tempat di mana seorang bakat muda berubah menjadi bintang sejati.