Dalam dunia sepak bola profesional yang kerap menuntut disiplin tinggi, kisah Dario Hubner menjadi sosok yang mengesankan. Ia bukan tipikal atlet modern yang menjaga pola makan ketat, berlatih ekstra, atau menghindari kebiasaan buruk. Sebaliknya, ia dikenal sebagai sosok yang tetap merokok, mengonsumsi alkohol, namun tetap tajam di depan gawang.
Awal Karier yang Terlambat
Dario Hubner memulai karier profesionalnya pada usia yang terbilang tidak muda. Ia baru bermain di Serie A pada usia 30 tahun bersama Brescia, namun langsung mencuri perhatian. Meski datang dari kasta bawah dan tanpa latar belakang akademi klub elite, Hubner menunjukkan performa mencetak gol yang luar biasa.
Gaya Hidup yang Tak Lazim
Apa yang membuat kisahnya unik bukan hanya ditampilkan di lapangan, melainkan gaya hidup yang dijalaninya. Hubner sering terlihat merokok di ruang ganti, bahkan kadang-kadang di sela-sela latihan. Ia juga tak segan menikmati minuman keras setelah pertandingan, sesuatu yang bertolak belakang dengan gambaran pemain profesional masa kini.
Namun, semua itu tidak terhenti untuk menjadi top skor Serie A musim 2001–2002 bersama David Trezeguet. Ia mencetak 24 gol di musim tersebut, membuktikan bahwa kinerja predatornya tak bisa diremehkan.
Respek dari Rekan dan Lawan
Meski dikenal sebagai “pemain nakal”, Hubner dihormati oleh banyak pemain dan pelatih. Kejujurannya di lapangan, kerja kerasnya saat bertanding, dan kemampuannya mencetak gol dari berbagai posisi menjadikannya menjadi figur yang dihargai.
Tak banyak pemain seperti Dario Hubner — yang bisa mencetak gol sebanyak 300 kali sepanjang kariernya, meski tak mengikuti standar kebugaran modern.
Warisan Seorang Antihero
Dario Hubner mungkin bukan sosok panutan dari bidang profesionalisme, tapi ia adalah bukti bahwa dalam sepak bola, bakat sejati tetap bisa bersinar meski dibalut gaya hidup yang jauh dari sempurna.